Wednesday, May 25, 2016

tengah malam bagaikan jahanam

Catatan dari penulis :

-sebelum membaca cerita ini anda harus bisa merasakan menjadi pemeran utama dalam cerpen ini agar anda merasakan suasana seramnya jika sudah selamat membaca

- cerpen ini tidak ada unsur ke tidaksamaan atau melecehkan atau menjelekan pihak lain cerita ini hanya cerita fiksi belaka jika ada unsur kesamaan mungkin itu hanya kebetulan saja

Salam hangat dari penulis


Nama ku anis aku bekerja di daerah cikini sebagai coustemer service, setiap hari aku kerja ku hanya mengangkat telpon guna untuk menjawab keluhan pelangan, singkat cerita aku bekerja hingga hampir jam 12 malam karena teman ku tidak masuk bekerja makanya jam kerja ku bertambah, seharusnya aku sudah pulang dari jam 7 tadi, telpon kantor tempat ku pun berbunyi aku segera mengangkatnya setelah ku angkat "hallo ada yang bisa saya bantu ?" tetapi penelpon itu tidak menjawab, tut , tut , tut .... Telpon pun terputus, beberapa menit kemudian telpon pun berbunyi aku pun segera mengangkat telpon tersebut, seperti tadi lagi telponnya tidak ada yang menjawab, aku pun jadi bingung dan berfikir paling hanya orang iseng dalam fikiran ku, beberapa menit kemudia telpon pun berbunyi dan aku mengangkat telpon tersebut, penelpon tersebut pun tidak ada jawaban aku pun kesal dan berkata "hallo mas atau mba tolong jangan ngerjain" tiba-tiba penelpon tersebut membalas telpon ku dengan tangisan yg merintih aku pun menutup telpon tersebut karena takut pirasat ku sudah tidak enak aku pun bergegas untuk segera pulang, di perjalanan pulang aku merasakan seperti ada yang memerhatikan ku, dan bulu kuduk ku pun berdiri, gong-gongan anjing pun mulai membuatku resah, aku pun melihat perempuan dari kejauhan lama-lama perempuan itu mendekat dan ternyata perempuan itu adalah kuntilanak dengan muka yg pucat dan mata yg merah menyala, kuntilanak itu tersenyum pada ku, dan menertawakan ku hihihihihi .....
Aku pun lari terbirit-birit sesampainya aku di stasiun ternyata stasiun sudah dalam keadaan sepi mendengar kereta pemberangkatan ke bogor terakhir sudah berada di gondangdia aku pun duduk untuk menghela nafas aku pun melihat seorang perempuan dari peron yg menuju arah ke jakarta ternyata perempuan itu adalah kuntilanak yang tadi aku pun diam dan berkeringat dingin tiba-tiba kereta lewat dan menghalangi kuntilanak tadi aku pun segera naik, di dalam kereta begitu sepi hanya ada petugas dan beberapa orang aku pun duduk di bangku paling pojok tidak tau kenapa bulu kuduk ku tiba-tiba berdiri dan merasakan hawa panas serta dingin, benar lirasatku ternyata kuntilanak itu berdiri di pojok kanan gerbong tiba-tiba aku menoleh ke kiri dan kuntilanak itu sudah ada di samping ku, aku pun keringat dingin dan diam bagaikan patung, aku ingin berteriak tetapi tidak bisa teriak bagaikan terkunci, 15 menit sesampai ku di stasiun cawang aku pun bisa berteriak dan langsung berlari pergi ingin cepat-cepat sampai kost2an, setelah sampai di kost-kostan ku aku pun lega tetapi ke legaan ku pun hanya sebentar tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari koridor kost-kostan ku aku melihat ke jendela tetapi tidak ada, dan beberapa menit kemudian ada yg mengedor-gedor pintu kost-kostan ku tiba-tiba suara cekikikan kuntilanak itu pun terdengar sangat kencang dan pintu di gedor-gedor sangat kencang seperti orang ingin masuk, hordeng kost ku terbuka sedikit kuntilanak itu menampakan diri nya dengan muka yg sangat seram mata nya menyala mukannya pucat dan berdarah-darah di sekitar mata dia menatap ku beberapa menit setelah itu wujud nya menghilang dan gedoran pintu pun semakin pelan dan bunyi suara tawa dari kuntilanak itu pun mengecil dan menghilang bagaikan di dalam neraka jahanam malam itu ke esokan harinya aku pun jatuh sakit beberapa hari kemudian aku pun tidak tau kenapa bisa naik pangkat secara tiba-tiba


Penulis : Ryandika

1 comment: